Curahan Seorang Tokoh Masyarakat
04
Agustus 2017
Oleh
Kelompok 34 Tegal Sumedang
Setelah
mendatangi ketua RT 02, kami pun pergi ke Bapak Asep Taryana beliau adalah
seorang tokoh masyarakat di kampung Bugeul. Beliau menjabat menjadi RT 01 di RW
05, yang telah menjalani tugasnya selama 2 tahun, beliau ditunjuk langsung oleh
warga untuk menjadi seorang RT. Beliau menceritakan kepada kami bagaimana
keadaan masyarakat disekitarnya, beliau pun berkata “Didieu mah Karang Taruna
teh tos teu aktif, kusabab pemuda pemudina oge, tos narikah sareung aya oge anu
darameul di pabrik, janteun teu aya nu janteun pangurus kangge 17 Agustusan
teh. Teras kangge dana oge kirang, masyarakat teh teu aya nyumbang kangge acara
17 Agustusan teh, didieu mah masyarakatnya kirang kasadaran kangge 17 Agustusan
teh. Janteun atos 2 tahun mah setiap Agustusan teh teu aya hiburan wae didieu
mah.”
Begitulah
ujaran seorang tokoh masyarakat yang melihat bagaimana situasi di lingkungan
masyarakatnya. Kami pun menyimak semua yang beliau ujarkan, dan mencoba
menyimpulkan bagaimana keadaan masyarakat yang berada di RT 01, yaitu:
Pertama, pemuda-pemudi
rata-rata sudah menikah, mereka mempunyai kesibukan sendiri sehingga sulit
untuk berkumpul dan membicarakan hal-hal kegiatan yang menyangkut tentang
masyarakat, seperti apa yang dilakukan Karang Taruna di masyarakat yang
lainnya, contohnya mengadakan kegiatan 17 Agustus. Dikarenakan kesibukan
mengurus keluarga dan ada juga yang bekerja di pabrik, yang pastinya akan
memiliki waktu sedikit. Itulah sebabnya Karang Taruna di RT 01 sudah tidak
aktif lagi.
Kedua, kurangnya
kesadaran masyarakat tentang partisipasinya dalam mengadakan kegiatan 17
Agustus, tidak ada antusias warga untuk merayakan bersama-sama, dan tidak ada
pula sumbangan warga untuk memfasilitasi kegiatan 17 Agustus. Akibatnya sudah 2
tahun masyarakat RT 01 tidak bisa merayakan kegiatan 17 Agustus.
Ketiga, masyarakatnya
kurang kesadaran dalam hal kerja bakti, mereka bisa melaksanakan kegiatan kerja
bakti jika ada upahnya, itu akan membingunkan ketua RT. Kerja bakti seharusnya
dilakukan bersama-sama tanpa mengharapkan imbalan, karena semua itu untuk
kebaikan mereka sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar