• instagram
  • Youtube
  • @gpq6529m

Senin, 21 Agustus 2017

“MENGABDI & MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DESA TEGAL SUMEDANG”

“MENGABDI & MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DESA TEGAL SUMEDANG”
Jum’at, 4 Agustus 2017 (Musyawarah/Rembug Warga)


Acara musyawarah Jum’at malam, 4 Agustus 2017 dilaksankan di sekolah Hidayatul Falah. Acara musyawarah atau rembug warga ini di hadiri oleh kelompok 34, 35, 36 mahasiswa-masiswi UIN SGD Bandung, Ketua Yayasan, Karang Tarunan RW 1 sampai dengan RW 6, dan juga oleh Bapak Asep selaku perwakilan dari pihak desa atau dari lembaga pemberdayaan masyarakat Desa Tegal Sumedang.
Acara ini dilaksanakan dengan khidmat, pada pukul 20.00 sampai dengan pukul 22.00. Acara ini di buka oleh MC yaitu dari kelompok 35 (The Icha), dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an serta shalawat dari kelompok 34 (Teh Rifkah), dan tak lupa sambutan-sambutan dari Ketua Koordinator Desa (Kordes), yaitu Kang Ilyas dari kelompok 36. Syukur Alhamdulillah para tamu undangan yang telah kami undang telah menghadiri.
Acara musyawarah atau rembug warga ini diawali oleh penyampaian permasalahan-permasalahan yang berada di Desa Tegal Sumedang oleh beberapa aparat Desa, juga oleh sebagian warga yang telah menghadiri. Termasuk juga oleh ketua MUI, dan Kepala Sekolah SMP & MA Hidayatul Falah. Acara ini di moderator oleh Kang Saeful Bahri atau biasa dikenal dengan sebuatan ‘Kang SB’ dari kelompok 34.
Permasalahan yang berada di Desa Tegal Sumedang ini telah di kemukakan oleh Bapak Asep selaku perwakilan dari pihak Desa Beliau telah memaparkan beberapa permasalahannya yaitu:
1.      Potensi
-          Kehidupannya adalah pertanian. Kurang lebih 350 hektar, 90% petani adalah sebagai penggarap, mayoritas hak atas tanah adalah milik Negara lain.
-          Sedang di landa musim kemarau yang akhirnya kekurangan air untuk perairan pada tanaman padi
-          Kurangnya modal untuk para petani, terutama masalah air
2.      Ekonomi
-          Serabutan. Tidak modal untuk berjualan sayuran
3.      Kesehatan
-          Sudah adanya program BPJS dari pemerintah. Tetapi masyarakat tidak mau bersabar untuk berproses (ingin yang instant)
-          Tidak adanya pencegahan kesehatan
4.      Pembangunan
-          Jalanan masih banyak yang berlubang
-          Adanya program pelatihan membuat pakan ternak untuk masyarakat desa sendiri
5.      Pemuda
-          Kebanyakan para pemuda hanya menongkrong-nongkrong saja, ini karena minimnya pendidikan
-          Sulit untuk mengubah pola pikir para pemuda dan juga masyarakat

Permasalahan lainnya yaitu, terkadang pihak pemerintahan sendiri melarang anak-anak keluar sekolah yang hanya bekerja di pabrik, untuk merintis hak ekonomi pun belum ada pelayanan yang maksimal, keinginan untuk adanya Bank di daerah Desa Tegal Sumedang,
Harapan dari Ketua Yayasan yaitu ingin di adakan Training Motivasi untuk para pelajar, ingin adanya penyuluhan sampah, ingin adanya penyuluhan mengenai permasalahan bekerja pada wanita dan laki-laki. Adapun keluhan dari RW 1 dan RW 2 yaitu bahwa tidak adanya bantuan dari pemerintah, dari Karang Taruna RW 1 sampai dengan RW 6 ingin di adakan penyuluhan mengenai pergaulan yang baik untuk anak-anak,
Setelah beberapa keluhan dan permasalahan yang telah di ungkap oleh beberapa tokoh masyarakat, maka moderator membuka sesi pertanyaan, terbuka untuk umum. Diantara pertanyaan nya yaitu:
1.      Apa yang menjadi akar permasalahan dari pola pikir masyarakat? Dan bagaimana cara menanggulanginya?
Jabwab:
Yang menjadi akar permasalahan dari pola pikir masyarakat adalah krisisnya akhlak karena pergaulan bebas, kenakalan remaja di seluruh kalangan, termasuk anak-anak dan orang tua, juga para pemudanya. Cara menanggulanginya yaitu salah satunya dengan cara adanya penyuluhan-penyuluhan dan memanggil para orang tua murid/anak untuk bersama-sama mendidik anak tersebut.
2.      Apa saja masalah sosialnya?
Jawab:
a.     Adanya peraturan yang demokrasi. Contoh adanya pemilihan Kades dengan cara demokrasi, sehingga kandidat calon yang kalah tidak ingin bekerja sama lagi atau bergotong royong
b.      Adanya bantuan pemerintah tapi belum berhasil
Ini disebakan karena anak-anak melihat sendiri kelakuan orang tuanya, dan juga kualitas pemikiran yang masih minim
3.      Apa permasaahan pada pendidikan?
Jawab:
           Setelah keluar SD, anak-anak tidak mau belajar agama dan mengaji

            Lalu maalah utama yang telah di ungkap oleh Kepala Sekolah MA (Pak Jajang) adalah masalah generasi (pendidikan), karena adanya pergaulan bebas, tatakrama yang kurang baik, penyebabnya yaitu:
1.      Orang tua yang takut anak-anaknya. Banyak mengikuti kemauan anak
2.      Tidak adanya kepahaman orang tua akan pergaulan anak-anaknya. Ini perlu adanya didikan yang tegas kepada anak-anak
3.      Perkembangan gadget yang begitu pesat dan semakin canggih, sehingga anak tidak ingin belajar. Apalagi belajar ilmu agama atau mengaji
4.      Pendidikan agama yang ‘mungkin’ menurut mereka sangat ‘monoton’


Oleh: Kelompok 34

0 komentar:

Posting Komentar