• instagram
  • Youtube
  • @gpq6529m

Profil Desa

KKN Sisdamas 2017


Tentang kami

Tegalsumedang adalah desa yang sangat miskin dan kumuh di kecamatan Rancaekek, Bandung, Jawa Barat, Indonesia (Sumber: Wikipedia).

KKN Sisdamas 2017 UIN Sunan Gunung Djati Bandung hadir untuk membantu memberdayakan masyarakatnya dan bersama-sama berjalan ke-arah yang lebih baik

Deepak Bhagya

info Desa

Desa Tegal Sumedang

Sejak Agustus 2017
Alamat : Sindang Wangi No.16, Tegal Sumedang, Rancaekek, Bandung, Jawa Barat 40394
Website: desategalsumedang.blogspot.co.id
E-mail: desa.tegalsumedang@gmail.com

Siklus KKN

Update Terbaru Kegiatan KKN


Sabtu, 26 Agustus 2017

Suara Alam yang Lirih di Desa Tegal Sumedang

Suara Alam yang Lirih di Desa Tegal Sumedang



Judul tulisan saya diatas mengantarkan pada pembahasan  hubungan antara manusia dengan alamnya yang seharusnya merupakan hubungan yang sinergis. Hubungan yang sinergis ini diharuskan karena manusia merupakan khalifah di muka bumi seperti yang dibicarakan banyak orang. Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini saya maknai sebagai amanat dari Tuhan untuk menjaga hubungan antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan alamnya sebagai perwujudan hubungan dengan Tuhannya di muka bumi. Hubungan manusia dengan alamnya inilah yang mengharuskan manusia untuk bisa berbaur dengan alam, menjaga dan mengelolanya sebaik mungkin semata-mata sebagai upaya untuk menghambakan diri pada-Nya. Maka dari itu saya mengambil judul pembahasan ini dengan “Suara Alam yang Lirih” sebagai upaya untuk bisa mengenal lebih dekat dengan alamnya.

Pada pembahasan ini, fokus kajian saya dalah kondisi alam di Rancaekek, tepatnya di Desa Tegal Sumedang. “Betapa indahnya amanat Tuhan ini” kiranya itulah kalimat yang keluar dari mulut saya sebagai rasa syukur setelah melihat kondisi alam di desa ini yang indah sejauh mata memandang dengan limpahan kekayaan alamnya yang bisa kita nikmati. Hal ini harus disinergiskan dengan kondisi masyarakatnya untuk menjaga, mengelola dan mengekspornya. Namun sayang alam di Desa ini bersuara dengan lirih ketika limpahan kekayaan alamnya itu tak mampu dijaga dan dikelola dengan baik. Pesawahan yang terhampar begitu luasnya hanya tinggal cerita panen pada masa silam. Lahan pesawahan itu kini sebagian besar bukanlah milik pribumi. Mereka yang sebagai pribumi ini hanyalah  mengelola  sebagai buruh tani tanpa memiliki sepenuhnya akan hak garap sawah. Selain daripada tak mendapatkan hasil penuh dari pengelolaannya, dikhawatirkan pesawahan yang terbentang luas ini akan beralih dikemudian hari dan akhirnya buruh tani itu kehilangan pekerjaannya dalam bertani.


                                                   
       
Selain daripada itu, alam bersuara lirih karena kondisinya yang tak dijaga dengan baik oleh orang-orang yang mendiaminya. Beberapa kasus yang bermula dari permasalahan kesadaran masyarakat mengakibatkan tercemarnya tanah, dan air akibat limbah yang berserakan dimana-mana.  Tanah dan air yang seharusnya menjadi unsur kehidupan manusia dari alamnya ini pada akhirnya sudah tak bisa dimanfaatkan lagi oleh masyarakat. Dalam hal ini aku kira harus secepatnya mencari solusi untuk bisa mensinergiskan antara manusia dengan alamnya sebagai unsur kehidupan manusia. 





Namun ternyata upaya untuk mensinergiskan antara alam dan manusianya masih terdapat dibeberapa titik di desa. Beberapa warga diantaranya masih mempertahankan tanahnya untuk tidak dijual dan dikelola menjadi perkebunan sayuran. Meskipun tidak terbilang besar hasilnya, setidaknya upaya ini dapat dijadikan tambahan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan upaya untuk melestarikan kondisi alam desa ini. 



     





Telah dijelaskan di awal bahwasannya kita sebagai khalifah di muka bumi memiliki amanah yang besar untuk menjaga alam dan lingkungan sekitar.  Suara alam yang lirih itu bisa menjadi dosa sosial kita yang nantinya akan dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kita harus menjaga dan mengelolanya dengan baik sebagai bentuk perwujudan kita dengan Tuhan dimuka bumi. Menjaga alam berarti pula kita menjaga kesehatan kita dan menjaga unsur kehidupan kita.

Kontributor     : Abdul Mugni

Redaktur         : Anisa Nur Islami