“MENGABDI & MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DESA TEGAL SUMEDANG”
“MENGABDI & MEMBERDAYAKAN
MASYARAKAT DESA TEGAL SUMEDANG”
Jum’at, 4 Agustus 2017
(Musyawarah/Rembug Warga)
Acara
musyawarah Jum’at malam, 4 Agustus 2017 dilaksankan di sekolah Hidayatul Falah.
Acara musyawarah atau rembug warga ini di hadiri oleh kelompok 34, 35, 36
mahasiswa-masiswi UIN SGD Bandung, Ketua Yayasan, Karang Tarunan RW 1 sampai
dengan RW 6, dan juga oleh Bapak Asep selaku perwakilan dari pihak desa atau
dari lembaga pemberdayaan masyarakat Desa Tegal Sumedang.
Acara
ini dilaksanakan dengan khidmat, pada pukul 20.00 sampai dengan pukul 22.00.
Acara ini di buka oleh MC yaitu dari kelompok 35 (The Icha), dengan pembacaan
ayat suci Al-Qur’an serta shalawat dari kelompok 34 (Teh Rifkah), dan tak lupa
sambutan-sambutan dari Ketua Koordinator Desa (Kordes), yaitu Kang Ilyas dari
kelompok 36. Syukur Alhamdulillah para tamu undangan yang telah kami undang
telah menghadiri.
Acara
musyawarah atau rembug warga ini diawali oleh penyampaian
permasalahan-permasalahan yang berada di Desa Tegal Sumedang oleh beberapa
aparat Desa, juga oleh sebagian warga yang telah menghadiri. Termasuk juga oleh
ketua MUI, dan Kepala Sekolah SMP & MA Hidayatul Falah. Acara ini di
moderator oleh Kang Saeful Bahri atau biasa dikenal dengan sebuatan ‘Kang SB’
dari kelompok 34.
Permasalahan
yang berada di Desa Tegal Sumedang ini telah di kemukakan oleh Bapak Asep
selaku perwakilan dari pihak Desa Beliau telah memaparkan beberapa
permasalahannya yaitu:
1. Potensi
-
Kehidupannya adalah pertanian. Kurang
lebih 350 hektar, 90% petani adalah sebagai penggarap, mayoritas hak atas tanah
adalah milik Negara lain.
-
Sedang di landa musim kemarau yang
akhirnya kekurangan air untuk perairan pada tanaman padi
-
Kurangnya modal untuk para petani,
terutama masalah air
2. Ekonomi
-
Serabutan. Tidak modal untuk berjualan
sayuran
3. Kesehatan
-
Sudah adanya program BPJS dari
pemerintah. Tetapi masyarakat tidak mau bersabar untuk berproses (ingin yang
instant)
-
Tidak adanya pencegahan kesehatan
4. Pembangunan
-
Jalanan masih banyak yang berlubang
-
Adanya program pelatihan membuat pakan
ternak untuk masyarakat desa sendiri
5. Pemuda
-
Kebanyakan para pemuda hanya
menongkrong-nongkrong saja, ini karena minimnya pendidikan
-
Sulit untuk mengubah pola pikir para
pemuda dan juga masyarakat
Permasalahan lainnya yaitu,
terkadang pihak pemerintahan sendiri melarang anak-anak keluar sekolah yang
hanya bekerja di pabrik, untuk merintis hak ekonomi pun belum ada pelayanan
yang maksimal, keinginan untuk adanya Bank di daerah Desa Tegal Sumedang,
Harapan dari Ketua Yayasan yaitu
ingin di adakan Training Motivasi untuk para pelajar, ingin adanya penyuluhan
sampah, ingin adanya penyuluhan mengenai permasalahan bekerja pada wanita dan
laki-laki. Adapun keluhan dari RW 1 dan RW 2 yaitu bahwa tidak adanya bantuan
dari pemerintah, dari Karang Taruna RW 1 sampai dengan RW 6 ingin di adakan
penyuluhan mengenai pergaulan yang baik untuk anak-anak,
Setelah beberapa keluhan dan
permasalahan yang telah di ungkap oleh beberapa tokoh masyarakat, maka
moderator membuka sesi pertanyaan, terbuka untuk umum. Diantara pertanyaan nya
yaitu:
1. Apa
yang menjadi akar permasalahan dari pola pikir masyarakat? Dan bagaimana cara
menanggulanginya?
Jabwab:
Yang menjadi akar
permasalahan dari pola pikir masyarakat adalah krisisnya akhlak karena
pergaulan bebas, kenakalan remaja di seluruh kalangan, termasuk anak-anak dan
orang tua, juga para pemudanya. Cara menanggulanginya yaitu salah satunya
dengan cara adanya penyuluhan-penyuluhan dan memanggil para orang tua
murid/anak untuk bersama-sama mendidik anak tersebut.
2. Apa
saja masalah sosialnya?
Jawab:
a. Adanya
peraturan yang demokrasi. Contoh adanya pemilihan Kades dengan cara demokrasi,
sehingga kandidat calon yang kalah tidak ingin bekerja sama lagi atau bergotong
royong
b. Adanya
bantuan pemerintah tapi belum berhasil
Ini disebakan karena
anak-anak melihat sendiri kelakuan orang tuanya, dan juga kualitas pemikiran
yang masih minim
3. Apa
permasaahan pada pendidikan?
Jawab:
Setelah
keluar SD, anak-anak tidak mau belajar agama dan mengaji
Lalu
maalah utama yang telah di ungkap oleh Kepala Sekolah MA (Pak Jajang) adalah
masalah generasi (pendidikan), karena adanya pergaulan bebas, tatakrama yang
kurang baik, penyebabnya yaitu:
1. Orang
tua yang takut anak-anaknya. Banyak mengikuti kemauan anak
2. Tidak
adanya kepahaman orang tua akan pergaulan anak-anaknya. Ini perlu adanya
didikan yang tegas kepada anak-anak
3. Perkembangan
gadget yang begitu pesat dan semakin
canggih, sehingga anak tidak ingin belajar. Apalagi belajar ilmu agama atau
mengaji
4. Pendidikan
agama yang ‘mungkin’ menurut mereka sangat ‘monoton’
Oleh:
Kelompok 34