• instagram
  • Youtube
  • @gpq6529m

Profil Desa

KKN Sisdamas 2017


Tentang kami

Tegalsumedang adalah desa yang sangat miskin dan kumuh di kecamatan Rancaekek, Bandung, Jawa Barat, Indonesia (Sumber: Wikipedia).

KKN Sisdamas 2017 UIN Sunan Gunung Djati Bandung hadir untuk membantu memberdayakan masyarakatnya dan bersama-sama berjalan ke-arah yang lebih baik

Deepak Bhagya

info Desa

Desa Tegal Sumedang

Sejak Agustus 2017
Alamat : Sindang Wangi No.16, Tegal Sumedang, Rancaekek, Bandung, Jawa Barat 40394
Website: desategalsumedang.blogspot.co.id
E-mail: desa.tegalsumedang@gmail.com

Siklus KKN

Update Terbaru Kegiatan KKN


Senin, 21 Agustus 2017

“MENGABDI & MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DESA TEGAL SUMEDANG”

“MENGABDI & MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DESA TEGAL SUMEDANG”

“MENGABDI & MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DESA TEGAL SUMEDANG”
Jum’at, 4 Agustus 2017 (Musyawarah/Rembug Warga)


Acara musyawarah Jum’at malam, 4 Agustus 2017 dilaksankan di sekolah Hidayatul Falah. Acara musyawarah atau rembug warga ini di hadiri oleh kelompok 34, 35, 36 mahasiswa-masiswi UIN SGD Bandung, Ketua Yayasan, Karang Tarunan RW 1 sampai dengan RW 6, dan juga oleh Bapak Asep selaku perwakilan dari pihak desa atau dari lembaga pemberdayaan masyarakat Desa Tegal Sumedang.
Acara ini dilaksanakan dengan khidmat, pada pukul 20.00 sampai dengan pukul 22.00. Acara ini di buka oleh MC yaitu dari kelompok 35 (The Icha), dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an serta shalawat dari kelompok 34 (Teh Rifkah), dan tak lupa sambutan-sambutan dari Ketua Koordinator Desa (Kordes), yaitu Kang Ilyas dari kelompok 36. Syukur Alhamdulillah para tamu undangan yang telah kami undang telah menghadiri.
Acara musyawarah atau rembug warga ini diawali oleh penyampaian permasalahan-permasalahan yang berada di Desa Tegal Sumedang oleh beberapa aparat Desa, juga oleh sebagian warga yang telah menghadiri. Termasuk juga oleh ketua MUI, dan Kepala Sekolah SMP & MA Hidayatul Falah. Acara ini di moderator oleh Kang Saeful Bahri atau biasa dikenal dengan sebuatan ‘Kang SB’ dari kelompok 34.
Permasalahan yang berada di Desa Tegal Sumedang ini telah di kemukakan oleh Bapak Asep selaku perwakilan dari pihak Desa Beliau telah memaparkan beberapa permasalahannya yaitu:
1.      Potensi
-          Kehidupannya adalah pertanian. Kurang lebih 350 hektar, 90% petani adalah sebagai penggarap, mayoritas hak atas tanah adalah milik Negara lain.
-          Sedang di landa musim kemarau yang akhirnya kekurangan air untuk perairan pada tanaman padi
-          Kurangnya modal untuk para petani, terutama masalah air
2.      Ekonomi
-          Serabutan. Tidak modal untuk berjualan sayuran
3.      Kesehatan
-          Sudah adanya program BPJS dari pemerintah. Tetapi masyarakat tidak mau bersabar untuk berproses (ingin yang instant)
-          Tidak adanya pencegahan kesehatan
4.      Pembangunan
-          Jalanan masih banyak yang berlubang
-          Adanya program pelatihan membuat pakan ternak untuk masyarakat desa sendiri
5.      Pemuda
-          Kebanyakan para pemuda hanya menongkrong-nongkrong saja, ini karena minimnya pendidikan
-          Sulit untuk mengubah pola pikir para pemuda dan juga masyarakat

Permasalahan lainnya yaitu, terkadang pihak pemerintahan sendiri melarang anak-anak keluar sekolah yang hanya bekerja di pabrik, untuk merintis hak ekonomi pun belum ada pelayanan yang maksimal, keinginan untuk adanya Bank di daerah Desa Tegal Sumedang,
Harapan dari Ketua Yayasan yaitu ingin di adakan Training Motivasi untuk para pelajar, ingin adanya penyuluhan sampah, ingin adanya penyuluhan mengenai permasalahan bekerja pada wanita dan laki-laki. Adapun keluhan dari RW 1 dan RW 2 yaitu bahwa tidak adanya bantuan dari pemerintah, dari Karang Taruna RW 1 sampai dengan RW 6 ingin di adakan penyuluhan mengenai pergaulan yang baik untuk anak-anak,
Setelah beberapa keluhan dan permasalahan yang telah di ungkap oleh beberapa tokoh masyarakat, maka moderator membuka sesi pertanyaan, terbuka untuk umum. Diantara pertanyaan nya yaitu:
1.      Apa yang menjadi akar permasalahan dari pola pikir masyarakat? Dan bagaimana cara menanggulanginya?
Jabwab:
Yang menjadi akar permasalahan dari pola pikir masyarakat adalah krisisnya akhlak karena pergaulan bebas, kenakalan remaja di seluruh kalangan, termasuk anak-anak dan orang tua, juga para pemudanya. Cara menanggulanginya yaitu salah satunya dengan cara adanya penyuluhan-penyuluhan dan memanggil para orang tua murid/anak untuk bersama-sama mendidik anak tersebut.
2.      Apa saja masalah sosialnya?
Jawab:
a.     Adanya peraturan yang demokrasi. Contoh adanya pemilihan Kades dengan cara demokrasi, sehingga kandidat calon yang kalah tidak ingin bekerja sama lagi atau bergotong royong
b.      Adanya bantuan pemerintah tapi belum berhasil
Ini disebakan karena anak-anak melihat sendiri kelakuan orang tuanya, dan juga kualitas pemikiran yang masih minim
3.      Apa permasaahan pada pendidikan?
Jawab:
           Setelah keluar SD, anak-anak tidak mau belajar agama dan mengaji

            Lalu maalah utama yang telah di ungkap oleh Kepala Sekolah MA (Pak Jajang) adalah masalah generasi (pendidikan), karena adanya pergaulan bebas, tatakrama yang kurang baik, penyebabnya yaitu:
1.      Orang tua yang takut anak-anaknya. Banyak mengikuti kemauan anak
2.      Tidak adanya kepahaman orang tua akan pergaulan anak-anaknya. Ini perlu adanya didikan yang tegas kepada anak-anak
3.      Perkembangan gadget yang begitu pesat dan semakin canggih, sehingga anak tidak ingin belajar. Apalagi belajar ilmu agama atau mengaji
4.      Pendidikan agama yang ‘mungkin’ menurut mereka sangat ‘monoton’


Oleh: Kelompok 34



MENGUNGGAH RASA SYUKUR ATAS TERWUJUDNYA CITA-CITA BANGSA INDONESIA DAN REVITALISASI PEMUDA KARANG TARUNA RW 05


Teringat dalam sebuah Mahfudzot bahwasanya pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok. Hal tersebut menjadi landasan para pemuda sebagai agent perubahan  anak-anak bangsa oleh karena itu pemuda memiliki peranan yang sangat penting untuk mengarahkan anggota rakyatnya kearah yang lebih baik juga menjadi tauladan yang berahklak, loyalitas dan berkarya tanpa batas
Bertepatan dengan lahirnya kebebasan Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945 yang ke 72 Karang Taruna RW 05 mengadakan sebuah acara perlombaan dimulai dari balap makan kerupuk, balap karung, mengambil uang dari buah papaya dsb. Hal demikian tiada lain  bertujuan sebagai ajang tasyakur binikmat atas berkat rahmat Allah sebagai penolong bangsa kita dan para pahlawan sebagai proklamir yang memperjuangkan dalam meraih kemerdekaan. Selanjutnya untuk lebih  mempererat tali silaturahmi antar warga setempat. dimana persatuan merupakan tiang penyanggah daya suatu Negara karena kemajuan dan kehancuran suatu Negara ditentukan oleh persatuan dan kesatuan bangsanya “ al ittihadu asasunnajah “ persatuan adalah kunci kesuksesan.
DIRGAHAYU INDONESIAKU….SEMANGAT 45 SEMOGA MENJADI NEGARA YANG SLALU SEJAHTERA AMAN SENTOSA
Oleh : Kelompok 34


Berbincang- bincang dengan Bapak Holiludin
03 Agustus 2017
 oleh Kelompok 34 Tegal Sumedang

            Pada hari ke-2 kami sebagai pesrta KKN ( Kuliah Kerja Nyata ) di Desa Tegal Sumedang, kami mencoba mendatangi tokoh masyarakat dimulai dengan mewawancarai salah satu tokoh masyarakat yang menjabat sebagai ketua RW yaitu Bapak Holiludin. Alhamdulilah saat kedatangan kami disambut dengan penuh keramahan oleh beliau. Beliau lahir di Bandung, Tanggal 04 Mei 1949, Riwayat Pendidikan beliau sampai SD dan mata pencaharian beliau sehari hari sebagai buruh tani dan perkebunan.
            Beliau mempunyai prestasi yang sangat bagus dibuktikan dengan jabatan beliau dari mulai tahun 1986 sampai sekarang. Beliau berkata kepada kami ” kapungkur mah bapak the kantos ngaraos cape kukituna bapak the milarian anu sanes anu kersa ngagentosan jabatan ieu. Aya panginten sataun mah manawi anjeuna ngaraos cape sareng saurna alim ngajabat deui. Teu lami pak lurah nunjuk deui bapak kangge janten RW tetep di kampong ciluncat ieu.”
            Kemudian kami bertanya mengenai visi misi beliau sebagai ketua RW yaitu:
1.      Visi :
a.       Pengajian rutin laki-laki yang dilaksanakan pada setiap hari Rabu setelah ashar
b.      Pengajian ibu-ibu yang dilaksanakan pada setiap hari senin setelah dzuhur
c.       Pengajian bulanan tingkat Desa yang dilaksanakan pada minggu ke-4
d.      Pengajian anak-anak setiap hari di pesantren
e.       Infak tahunan untuk kematian di saat musim panen setahun sekali
f.       Membantu menerima zakat mal/ zakat fitrah kemudian mengelola kurban
2.      Misi :
a.       Memiliki masyarakat yang beriman dan bertakwa
b.      Memiliki generasi yang jujur, amanah, mengabdi kepada pemerintah
Beliaupun menceritakan problematika yang ada di masyarakat ini dan bagaimana beliau mengatasi hal tersebut contohnya:
1)      Ada warga masyarakat yang memiliki moral kurang baik seperti mabuk-mabukan beliau mencoba untuk menyelesaikannya dengan menasehatinya secara langsung terhadap pelakunya.
2)      Ada juga warga masyarakat yang suka mencuri seperti ayam dan bebek. Beliaupun turun tangan untuk menasehati pelaku tersebut dan memerinthkan untuk mengganti rugi dengan harga yang setimpal, serta melakukan perjanjian agar tidak melakukan lagi
3)      Sulit untuk membina pemuda untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat
Adapun hal yang sudah dicapai oleh masyarakat dari bantuan pemerintah seperti Membuat MCK pada Tahun 2008, merenovasi jalan dll.


Mengenal Masyarakat dengan Bersilaturahmi

04 Agustus 2017

Oleh Kelompok 34 Tegal Sumedang


Setelah kami mendatangi pak RW, kita melanjutkan perjalanan ke rumah pak RT 02 yang bernama Cecep Syamsudin. Untuk menuju rumah pak RT perjalannya cukup jauh kami melewati sawah kering, angin spoi-spoi dan cuaca yang panas. Akhirnya kamipun sampai kerumah pak RT disana kami disambut hangat oleh beliau. Beliau menjabat sebagai RT dari Tahun 2015 yang ditunjuk oleh saudaranya . Beliau bercerita mengenai keadaan masyarakat yang berada dilingkungannya. Pertama, menurutnya bahwa kebanyakan pemuda pemudinya lulusan SMP dan profesi sehari hari mereka ada yang sebagai buruh Tani, Pembangunan, karyawan dsb. Kedua, keadaan sawah disana sangat kekeringan sehingga membutuhkan air. Terpaksa masyarakat yang menggarap sawah harus membeli air yang disalurkan dari ci Tarik pada setiap panen dan harganya cukup mahal yaitu 1 tumbak per petak. Hal ini menjadi sebuah beban masyarakat karena sawah yang mereka garap bukan milik mereka sendiri melainkan miliki orang luar.

Kebetulan istri pak RT seorang ibu PKK beliau bercerita tentang program kegiatannya diantaranya ada penimbangan setiap bulan di posyandu, kursus menjahit dan kursus tata rias. Tak disangka ternyata beliau mempunyai prestasi yang sangat membanggakan Desa Tegal Sumedang beliau dan kawan – kawannya berhasil meraih juara 1 Qasidah di Indosiar.

Curahan Seorang Tokoh Masyarakat
04 Agustus 2017
Oleh Kelompok 34 Tegal Sumedang

Setelah mendatangi ketua RT 02, kami pun pergi ke Bapak Asep Taryana beliau adalah seorang tokoh masyarakat di kampung Bugeul. Beliau menjabat menjadi RT 01 di RW 05, yang telah menjalani tugasnya selama 2 tahun, beliau ditunjuk langsung oleh warga untuk menjadi seorang RT. Beliau menceritakan kepada kami bagaimana keadaan masyarakat disekitarnya, beliau pun berkata “Didieu mah Karang Taruna teh tos teu aktif, kusabab pemuda pemudina oge, tos narikah sareung aya oge anu darameul di pabrik, janteun teu aya nu janteun pangurus kangge 17 Agustusan teh. Teras kangge dana oge kirang, masyarakat teh teu aya nyumbang kangge acara 17 Agustusan teh, didieu mah masyarakatnya kirang kasadaran kangge 17 Agustusan teh. Janteun atos 2 tahun mah setiap Agustusan teh teu aya hiburan wae didieu mah.”
Begitulah ujaran seorang tokoh masyarakat yang melihat bagaimana situasi di lingkungan masyarakatnya. Kami pun menyimak semua yang beliau ujarkan, dan mencoba menyimpulkan bagaimana keadaan masyarakat yang berada di RT 01, yaitu:
Pertama,  pemuda-pemudi rata-rata sudah menikah, mereka mempunyai kesibukan sendiri sehingga sulit untuk berkumpul dan membicarakan hal-hal kegiatan yang menyangkut tentang masyarakat, seperti apa yang dilakukan Karang Taruna di masyarakat yang lainnya, contohnya mengadakan kegiatan 17 Agustus. Dikarenakan kesibukan mengurus keluarga dan ada juga yang bekerja di pabrik, yang pastinya akan memiliki waktu sedikit. Itulah sebabnya Karang Taruna di RT 01 sudah tidak aktif lagi.
Kedua, kurangnya kesadaran masyarakat tentang partisipasinya dalam mengadakan kegiatan 17 Agustus, tidak ada antusias warga untuk merayakan bersama-sama, dan tidak ada pula sumbangan warga untuk memfasilitasi kegiatan 17 Agustus. Akibatnya sudah 2 tahun masyarakat RT 01 tidak bisa merayakan kegiatan 17 Agustus.
Ketiga, masyarakatnya kurang kesadaran dalam hal kerja bakti, mereka bisa melaksanakan kegiatan kerja bakti jika ada upahnya, itu akan membingunkan ketua RT. Kerja bakti seharusnya dilakukan bersama-sama tanpa mengharapkan imbalan, karena semua itu untuk kebaikan mereka sendiri.

AYO !
LINDUNGI DIRI KITA DARI BAHAYA PENYAKIT CAMPAK & RUBELLA J
Kamis, 10 Agustus 2017


          Setelah membantu dan mengamati Posyandu yang ada di RW 3, kami pun membantu dan mengamati Imunisasi di SDN Ciluncat 1 & 2 yang berada di RW 5. Pada saat kami ke lokasi, adik-adik sedang asyik bermain yang memang sedang waktunya jam istirahat dan nampaknya mereka pun sudah mengetahui bahwa di sekolahnya akan di adakan Imunisasi ini.  Tetapi mereka acuh saja dan nampaknya mereka tidak takut bahwa mereka akan di ‘suntik’. Salah satu dari kami bertanya kepada mereka “Dik, katanya hari ini akan ada Imunisasi (di suntik) ya ? Adik-adik ini kayaknya pada jago-jago ya…. Tidak takut di suntik” (kami sambil memberikan semangat kepada mereka agar mereka tetap berada di sekolah dan dijauhkan rasa takutnya). Ini pun menjadi harapan kami untuk mereka. Karena sangat pentinya Imunisasi ini. Respon adik-adik hanya tersipu malu saja.
            Setelah kami berbincang-bincang dengan adik-adik, kami pun melanjutkan silaturahmi ke kantor menemui guru-guru di sana. Ibu dan bapak guru pun ternyata sudah menyiapkan jamuan untuk dokter di meja kantornya. Sambil tersenyum Kepala Sekolah pun menyambut kami dengan senang hati “Mangga Ujang nu karasep sareng Neng nu gareulis karalebet, manga calik. Tuh Bapak tos nyiapkeun nyaaa sa ayana wae nya. Hapunten sadayana Bapak teu tiasa masihan jamuan nu lebih”. Kami pun merespon baik juga “Muhun-muhun teu sawios Bapak….. dan urang sadaya kadieu ge bade silaturahmi sareng harapan mah hoyong berbagi ilmu tea ka murangkalih sadaya di SDN Ciluncat ieu”.
            Setelah kami berbincang dengan guru-guru di kantor, akhirnya kami pun memminta kepada guru-guru untuk keluar kembali dan memberikan semangat kepada adik-adik.


            Imunisasi Campak dan Rubella di SDN Ciluncat 1 & 2 ini dilaksanakan secara bergantian, maksudnya yaitu bergantian setiap kelasnya. Mulai dari kelas 1 terlebih dahulu, kelas 2, kelas 3, dan seterusnya. Imunisasi ini juga dilaksanakan di ruang kelas 1 & 2.
            Penyakit Campak & Rubella ini berhahaya dan menular. Maka imunisasi MR ini sangat dianjurkan bahkan di haruskan bagi adik-adik yang berusia kurang dari 15 tahun. Dan dilaksanakan di sekolah-sekolah pada bulan Agustus. Imunisasi MR ini melindungi kita dari penularan penyakit Campak & Rubella.
            Adapun penyakit Campak atau bahasa latinnya yaitu Measles ini menyebabkan:
  1. RadangParu-Paru (Pneumonia)
  2. Radang Otak (Ensefalitis)
  3. Kebutaan
  4. Diare dan Gizi buruk
Dan penyakit Rubella menyebabkan:
  1. Kelainan Jantung
  2. Kelainan Mata (Katarak Kongenital)
  3. Tuli
  4. Keterlambatan Perkembangan, dan
  5. Kerusakan Jaringan Otak
Meskipun adik-adik sudah pernah diimuniasi Campak atau terkena Campak sebelumnya, adik-adik tetap harus mendapatkan Imunisasi MR agar mendapatkan kekebalan terhadap Rubella.

 Oleh Kelompok: 34

“SEHAT ADALAH SALAH SATU KUNCI PENYEMANGAT IBADAH”
Senin, 7 Agustus 2017 (Posyandu di RW 3)




            Seperti biasa hari Senin adalah hari dimulainya aktivitas. Hari Senin di Minggu pertama ini kelompok 34 pun bersilaturahmi ke Posyandu yang masih berada di daerah RW 3. Ketika kami datang, ternyata baru beberapa orang saja. Dan katanya dokternya sedang berada di RW 2. Kita menunggu hampir setengah jam lamanya. Sambil asyik kami mengobrol dengan warga RW 3 disini.
            Sambil asyik ngobrol kami pun ditanya oleh warga RW 3 mengenai tujuan kita berada disini, asal dan dari jurusan apa saja. Alhamdulillah sepertinya mereka senang dengan kedatangan kami (mahasiswa-mahasisiwi dari UIN SGD Bandung) ini. Selain itu, kita pun bertanya kepada mereka apakah sebelumnya di Desa Tegal Sumedang ini sudah pernah ada yang KKN ? Jawaban mereka belum.
            Setengah jam berlalu, Alhamdulillah dokter nya pun datang. Dan kami pun menyambutnya dengan senang karena kami melihat ibu-ibu dan tak lupa juga dengan anaknya yang sudah lama menunggu kedatangan dokter.
            Ketika kami mendokumentasi, dokternya agak sedikit curiga dan sejenak berhenti sambil melihat kepada kami dengan wajah yang sedikit takut. Hehe…. Dan Alhamdulillah ada seorang ibu yang mencoba menjelaskan singkat kepada dokter tersebut. Akhirnya dokter pun kembali melakukan tugasnya.
            Kegiatan posyandu ini rutin dilaksanakan setiap 1 bulan sekali di Desa Tegal Sumedang dan kebeberapa RW yang berada di Desa Tegal Sumedang ini dalam 1 hari. Kalau waktunya tidak cukup maka di lanjutkan esok harinya atau di ganti dengan hari lain.
            Kegiatan Posyandu ini yaitu memberikan vitamin A, menimbang berat badan anak-anak dan juga memeriksa penyakit yang jika memang ada pada anak. Selain itu juga, dokter pun memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu tentang bahaya nya campak dan rubella. Seperti, memberikan informasi cara pencehahannya, menyerang kepada siapa saja, dan masih banyak lagi.
            Kami pun ikut membantu dan sebagian dari kami pun akhirnya mengetahui apa itu campak dan rubella, dampaknya seperti apa, dan mengapa pencegahan nya ini sangat penting. Dokter pun menjelaskan nya sangat detail dan cukup membuat ibu-ibu sangat antusias menyimaknya. Ini pun menjadi salah satu ibu-ibu yang begitu sangat menyayangi anak-anaknya.

Oleh: Kelompok 34

“KAMI PUN SANGAT MENGHARAPKAN KERJA SAMA MASYARAKAT” (Silaturahim RT 3 RW 5)

            Minggu pertama di bulan Agustus setelah kami bersilaturahim ke RT 1 dan 2 RW 5 Desa Tegal Sumedang ini, akhirnya kami pun bersilaturahim ke RT 3 yang tidak jauh dengan RT 1. Alhamdulillah bapak RT sedang bersih-bersih rumahnya bersama istri dan kedua anaknya yang asyik bermain di halaman rumah.
            Kami segera bergegas menghampiri rumah dan menemui istri nya yang sedang sapu-sapu di halaman rumahnya. “Assalamu’alaikun Wr Wb, ibu punten bapak na aya?” (Tanya kami). “Wa’alaikumussalam Wr Wb, aya. Manga kalalebet. Ueuleuh…. Timarana ieu teh?” (Jawab istri pa RT).  Kami pun masuk dan dipersilahkan untuk duduk di ruang tamu. “Punten bu, ieu teh urang sadaya mahasiswa-masiswi UIN SGD Bandung” (jawab kami). ”Oh muhun. Aya peryogi ka bapaknya? Ke sakedap bapak na nuju di kamar nembe rengse ibak. Antosan wae sakedap nya” (Kami pun menunggu pak RT).
            Tak lama kemudian, pak RT pun keluar dari kamar dan duduk bersama kami di ruang tamu sambil menyambut kami dengan senang hati. Kami pun memperkenalkan diri satu-satu, maksud dan tujuan kami datang kemari, dan masih banyak lagi. Tak lupa juga kami pun  mewawancarai bapak RT 3 ini. Mulai dari pertanyaan nama kepanjangan bapaknya, berapa anaknya, sudah berapa lama menjabat sebagai ketua RT 3, dan bagaimana kronologisnya pak RT bisa menjadi ketua RT 3 di Desa Tegal Sumedang ini.
            Pak RT pun menjelaskan secara mendetail, bahkan beliau sedikit curhat kepada kami keadaan beliau sebagai RT. Beliau menceritakan bahwa masyarakat di Desa Tegal Sumedang ini kurang antusias jika ada pemilihan pemerintahan di Desa, apalagi jeka menjadi Ketua Desa. Menjadi RT atau RW pun mereka acuh. Beliau bisa menjadi RT pun atas pilihan saudaranya. Bahkan tidak semua masyarakat pun memilihnya. Ada juga yang memang tidak setuju dengan beliau bahkan ada juga yang meledeknya, katanya “Masa jadi RT badannya kecil begitu”. Respon pak RT dalam hatinya “Yaa saya juga sebenarnya tidak ingin, karena tidak ada yang mau juga sih menjadi RT”. Pak RT pun dipilih oleh saudaranya karena dsri segi pendidikannya, di bandingkan dengan masyarakat lainnya beliau adalah yang lumayan tinggi. Yaitu tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ini berarti pendidikan masyarakat di Desa Tegal Sumedang ini mayoritas hanya tamat Sekolah Dasar (SD). Masyarakat di Desa Tegal Sumedang setelah lulus SD, mayoritas dari mereka tidak melanjutkan lagi ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Karena prinsip mereka yang bermacam-macam. Ada yang ingin segera mempunyai uang sendiri, ada yang bosan dengan pendidikan, yang katanya “susah ah sekolah mah mikir aja”. Dan masih banyak alas an mereka untuk tidak melanjutkan pendidikannnya.
            Kami pun bertanya mengenai sudah berapa lama pak RT menjabat sebagai ketua RT. Beliau menjawab katanya sudah 10 tahun beliau menjabat sebagai ketua RT. Lalu kami bertanya lagi mengenai antusias masyarakat untuk merayakan 17 Agustus an, beliau menjawab katanya masyarakat nya pun kurang antusias dalam merayakan 17 Agustus an, bahkan Karang Taruna nya pun tidak aktif. Mungkin marena mereka sudah mempunyai kesibukkannya masing-masing.
            Kami bertanya lagi “Apa sih program-program bapak selama menjadi atau program kedepannya untuk Desa Tegal Sumedang ini ?”. Pak RT menjawab bahwa untuk saat ini beliau belum mempunyai program lagi. Karena miris dan sedih melihat masyarakatnya yang kurang antusias dalam kerja sama dalam membangun Desa Tegal Sumedang ini agar lebih makmur dan sejahtera lagi.  Pernah beliau pun mangajak masyakat untuk bersih-bersih dan mengaspal jalan bahkan berencana untuk membuat MCK, tetapi tidak semua masyarakat ikut serta. Hanya sebagian saja, bahkan hanya sedikit sekali.   
Oleh Kelompok: 34