Judul tulisan saya diatas mengantarkan pada
pembahasan hubungan antara manusia
dengan alamnya yang seharusnya merupakan hubungan yang sinergis. Hubungan yang
sinergis ini diharuskan karena manusia merupakan khalifah di muka bumi
seperti yang dibicarakan banyak orang. Manusia sebagai khalifah di muka
bumi ini saya maknai sebagai amanat dari Tuhan untuk menjaga hubungan antara
manusia dengan manusia, dan manusia dengan alamnya sebagai perwujudan hubungan
dengan Tuhannya di muka bumi. Hubungan manusia dengan alamnya inilah yang
mengharuskan manusia untuk bisa berbaur dengan alam, menjaga dan mengelolanya
sebaik mungkin semata-mata sebagai upaya untuk menghambakan diri pada-Nya. Maka
dari itu saya mengambil judul pembahasan ini dengan “Suara Alam yang Lirih”
sebagai upaya untuk bisa mengenal lebih dekat dengan alamnya.
Pada pembahasan ini, fokus kajian saya dalah kondisi
alam di Rancaekek, tepatnya di Desa Tegal Sumedang. “Betapa indahnya amanat
Tuhan ini” kiranya itulah kalimat yang keluar dari mulut saya sebagai rasa
syukur setelah melihat kondisi alam di desa ini yang indah sejauh mata
memandang dengan limpahan kekayaan alamnya yang bisa kita nikmati. Hal ini
harus disinergiskan dengan kondisi masyarakatnya untuk menjaga, mengelola dan
mengekspornya. Namun sayang alam di Desa ini bersuara dengan lirih ketika
limpahan kekayaan alamnya itu tak mampu dijaga dan dikelola dengan baik.
Pesawahan yang terhampar begitu luasnya hanya tinggal cerita panen pada masa
silam. Lahan pesawahan itu kini sebagian besar bukanlah milik pribumi. Mereka yang
sebagai pribumi ini hanyalah mengelola sebagai buruh tani tanpa memiliki sepenuhnya
akan hak garap sawah. Selain daripada tak mendapatkan hasil penuh dari
pengelolaannya, dikhawatirkan pesawahan yang terbentang luas ini akan beralih
dikemudian hari dan akhirnya buruh tani itu kehilangan pekerjaannya dalam
bertani.
Namun ternyata upaya untuk mensinergiskan
antara alam dan manusianya masih terdapat dibeberapa titik di desa. Beberapa
warga diantaranya masih mempertahankan tanahnya untuk tidak dijual dan dikelola
menjadi perkebunan sayuran. Meskipun tidak terbilang besar hasilnya, setidaknya
upaya ini dapat dijadikan tambahan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya dan upaya untuk melestarikan kondisi alam desa ini.
Telah dijelaskan di awal bahwasannya kita
sebagai khalifah di muka bumi memiliki amanah yang besar untuk menjaga
alam dan lingkungan sekitar. Suara alam
yang lirih itu bisa menjadi dosa sosial kita yang nantinya akan
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kita harus menjaga dan mengelolanya dengan
baik sebagai bentuk perwujudan kita dengan Tuhan dimuka bumi. Menjaga alam
berarti pula kita menjaga kesehatan kita dan menjaga unsur kehidupan kita.
Kontributor :
Abdul Mugni
Redaktur :
Anisa Nur Islami