• instagram
  • Youtube
  • @gpq6529m

Profil Desa

KKN Sisdamas 2017


Tentang kami

Tegalsumedang adalah desa yang sangat miskin dan kumuh di kecamatan Rancaekek, Bandung, Jawa Barat, Indonesia (Sumber: Wikipedia).

KKN Sisdamas 2017 UIN Sunan Gunung Djati Bandung hadir untuk membantu memberdayakan masyarakatnya dan bersama-sama berjalan ke-arah yang lebih baik

Deepak Bhagya

info Desa

Desa Tegal Sumedang

Sejak Agustus 2017
Alamat : Sindang Wangi No.16, Tegal Sumedang, Rancaekek, Bandung, Jawa Barat 40394
Website: desategalsumedang.blogspot.co.id
E-mail: desa.tegalsumedang@gmail.com

Siklus KKN

Update Terbaru Kegiatan KKN


Sabtu, 26 Agustus 2017

Suara Alam yang Lirih di Desa Tegal Sumedang

Suara Alam yang Lirih di Desa Tegal Sumedang



Judul tulisan saya diatas mengantarkan pada pembahasan  hubungan antara manusia dengan alamnya yang seharusnya merupakan hubungan yang sinergis. Hubungan yang sinergis ini diharuskan karena manusia merupakan khalifah di muka bumi seperti yang dibicarakan banyak orang. Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini saya maknai sebagai amanat dari Tuhan untuk menjaga hubungan antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan alamnya sebagai perwujudan hubungan dengan Tuhannya di muka bumi. Hubungan manusia dengan alamnya inilah yang mengharuskan manusia untuk bisa berbaur dengan alam, menjaga dan mengelolanya sebaik mungkin semata-mata sebagai upaya untuk menghambakan diri pada-Nya. Maka dari itu saya mengambil judul pembahasan ini dengan “Suara Alam yang Lirih” sebagai upaya untuk bisa mengenal lebih dekat dengan alamnya.

Pada pembahasan ini, fokus kajian saya dalah kondisi alam di Rancaekek, tepatnya di Desa Tegal Sumedang. “Betapa indahnya amanat Tuhan ini” kiranya itulah kalimat yang keluar dari mulut saya sebagai rasa syukur setelah melihat kondisi alam di desa ini yang indah sejauh mata memandang dengan limpahan kekayaan alamnya yang bisa kita nikmati. Hal ini harus disinergiskan dengan kondisi masyarakatnya untuk menjaga, mengelola dan mengekspornya. Namun sayang alam di Desa ini bersuara dengan lirih ketika limpahan kekayaan alamnya itu tak mampu dijaga dan dikelola dengan baik. Pesawahan yang terhampar begitu luasnya hanya tinggal cerita panen pada masa silam. Lahan pesawahan itu kini sebagian besar bukanlah milik pribumi. Mereka yang sebagai pribumi ini hanyalah  mengelola  sebagai buruh tani tanpa memiliki sepenuhnya akan hak garap sawah. Selain daripada tak mendapatkan hasil penuh dari pengelolaannya, dikhawatirkan pesawahan yang terbentang luas ini akan beralih dikemudian hari dan akhirnya buruh tani itu kehilangan pekerjaannya dalam bertani.


                                                   
       
Selain daripada itu, alam bersuara lirih karena kondisinya yang tak dijaga dengan baik oleh orang-orang yang mendiaminya. Beberapa kasus yang bermula dari permasalahan kesadaran masyarakat mengakibatkan tercemarnya tanah, dan air akibat limbah yang berserakan dimana-mana.  Tanah dan air yang seharusnya menjadi unsur kehidupan manusia dari alamnya ini pada akhirnya sudah tak bisa dimanfaatkan lagi oleh masyarakat. Dalam hal ini aku kira harus secepatnya mencari solusi untuk bisa mensinergiskan antara manusia dengan alamnya sebagai unsur kehidupan manusia. 





Namun ternyata upaya untuk mensinergiskan antara alam dan manusianya masih terdapat dibeberapa titik di desa. Beberapa warga diantaranya masih mempertahankan tanahnya untuk tidak dijual dan dikelola menjadi perkebunan sayuran. Meskipun tidak terbilang besar hasilnya, setidaknya upaya ini dapat dijadikan tambahan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan upaya untuk melestarikan kondisi alam desa ini. 



     





Telah dijelaskan di awal bahwasannya kita sebagai khalifah di muka bumi memiliki amanah yang besar untuk menjaga alam dan lingkungan sekitar.  Suara alam yang lirih itu bisa menjadi dosa sosial kita yang nantinya akan dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kita harus menjaga dan mengelolanya dengan baik sebagai bentuk perwujudan kita dengan Tuhan dimuka bumi. Menjaga alam berarti pula kita menjaga kesehatan kita dan menjaga unsur kehidupan kita.

Kontributor     : Abdul Mugni

Redaktur         : Anisa Nur Islami

Kamis, 24 Agustus 2017

MEDIA SENI PERAN SEBAGAI KOLABORASI PENYAMPAIAN KRITIK SOSIAL DAN HIBURAN (Taruna karya Rw 04 dan 06 Desa TegalSumedang)

MEDIA SENI PERAN SEBAGAI KOLABORASI PENYAMPAIAN KRITIK SOSIAL DAN HIBURAN (Taruna karya Rw 04 dan 06 Desa TegalSumedang)




Sebelum membahas lebih dalam mengenai peran seni sebagai media komunikasi sosial,  sebenarnya Seni sudah menjadi media aspirasi bagi para seniman dalam mengungkapkan kritik social, motivasi, maupun hal hal yang berbau politik formal maupun non formal. Oleh karena itu, Seni akan sangat membantu sebagai sarana mengaspirasikan kritik  yang sangat bermanfaaat bagi tindakan tindakan yang memunculkan konflik maupun media dakwah.

Apapun disiplin seni yang kita geluti, semua pasti setuju bahwa “ Kesenian ”  juga merupakan alat komunikasi massa. Seperti yang kita ketahui bahwa dimana ada pertunjukan atau pergelaran seni, maka akan begitu banyak antusias dan perhatian masyarakat, baik itu masyarakat seni itu sendiri maupun masyarakat luas pada umumnya. Maka disitulah menjadi media komunikasi masyarakat yang bisa mempertemukan antara personal dengan personal lainnya, antara satu orang dengan orang lain, bahkan kelompok masyarakat tertentu dengan kelompok masyarakat lainnya.


Suatu karya penyampaian pesan moral yang dilakukan dengan media seni peran khususnya, dilakukan oleh sekelompok pemuda garuda muda Taruna Karya kp. Ciluncat kidul   RW 04 &06 desa TegalSumedang, Kec. Rancaekek kab. Bandung. Mereka (Pemuda Taruna karya) mencoba menyampaikan pesan moral kepada masyarakat dengan media seni peran atau lebih dikenal dengan seni drama kabaret (Teaterikal) yang mengangkat sebuah alur cerita bertemakan “   Surga dibawah Telapak Kaki Ibu”. Menceritakan seorang anak brandalan yang sangat mengekang, dan durhaka kepada kedua orang tua terutama ibu, sampai mengisahkan kisah pertaubatan seorang pemuda brandalan tersebut. Sebuah Seni pertunjukan ini bertujuan sebagai media penyadaran akan pentingnya berbakti kepada kedua orangtua terutama ibu yang sangat bersusah payah berjuang demi kesejahteraan anaknya.

            Layaknya sebuah pertunjukan seni teaterikal, drama ini diharapkan menjadi jembatan akan timbulnya kesadaran sosial, moral dan kepekaan masyarakat  terhadap alur yang diceritakan dalam drama tersebut dan dapat mengambil intisari dari permasalahan yang terjadi. Selain itu seni peran ini bertujuan juga untuk menambah ilmu pengetahuan, media komunikasi sosial, kritik sosial dan hiburan.


Kontribusi : Luthfi Audia Pribadi
Redaktur   : Anisa Nur Islami

Selasa, 22 Agustus 2017

Membangun Semangat Kekeluargaan dengan Fanatisme Klub Sepakbola PERSIB Bandung

Membangun Semangat Kekeluargaan dengan Fanatisme Klub Sepakbola PERSIB Bandung



Siapa yang tidak mengenal klub sepakbola yang satu ini? Dengan julukannya tim maung Bandung, Persib Bandung memiliki fans fanatik yang amat luar biasa banyaknya. Para penggemar tim sepakbola yang satu ini tersebar banyak di daerah Jawa Barat bukan hanya Bandung saja, maka tidak heran jika banyak yang menyebutkan bahwa Persib Bandung adalah tim kesayangan warga Jawa Barat.
Bagi mereka para penggemar, menonton tim kesayangannya ini merupakan suatu keharusan, maka tidak heran jika setiap kali Persib bertanding akan banyak para penggemar berbaju biru membanjiri stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Bagi mereka yang tidak bisa menononton secara langsung juga tidak ingin ketinggalan menyaksikan tim kesayangannya bertanding, mereka menonton ditelevisi atau bahkan nobar alias nonton bareng tim kesayangan mereka ini seperti  yang dilakukan masyarakat Ciluncat Kidul, Desa Tegal Sumedang. Pada malam tanggal 8 Agustus 2017 masyarakat Ciluncat Kidul bersama para Mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN didaerah setempat berinisiatif untuk mengadakan nonton bareng menyaksikan pertandingan antara Persib Bandung melawan Arema. Dengan fanatisme yang besar dari warga Ciluncat Kidul terhadap tim kesayangannya ini membuat jalan depan posko KKN kelompok 35 penuh dengan warga yang siap menyaksikan pertandingan tersebut.
Kegiatan nonton bareng tersebut terdapat semangat kekeluargaan yang terbangun dimasyarakat Ciluncat kidul ini. Masyarakat, pemuda dan mahasiswa bahu membahu saling bekerjasama untuk mempersiapkan acara tersebut, sehingga terdapat semangat kebersamaan yang terbangun. Selain daripada itu, pada saat acara tersebut berlangsung, banyak masyarakat yang berkumpul dan saling berbicara dan tegur sapa antara satu dengan yang lainnya. Hal inilah yang dapat memperkuat emosional pada semua masyarakat Ciluncat yang berkumpul pada malam itu. Selain dari tegur sapa dan berbincang-bincang, warga masyarakat yang berkumpulpun saling berbagi makanan dan cemilan sehingga hal ini dirasa mampu mempererat persaudaraan dimasyarakat Ciluncat Kidul tersebut. Pada malam itu tidak ada sekat,  bahkan mahasiswa dari UIN Sunan Gunung Djati yang sedang melaksanakan KKN di daerah tersebutpun serasa menjadi bagian dari warga yang sudah lama menetap di daerah tersebut. Dengan fanatisme terhadap tim sepakbola Persib Bandung ternyata mampu membangun semangat kekeluargaan di Ciluncat Kidul. Semoga semangat kekeluargaan ini dapat terjaga selamanya, sehingga semangat gotongroyong dapat terjalin di daerah pedesaan ini.



Kontibutor      : Abdul Mugni / Kelompok 35
Reaktur           : Anisa Nur Islami

“PESAN YANG LUAAAAAAR BIASA DARI KEPALA SEKOLAH SD NEGERI CILUNCAT 1 & 2”
(Silaturahim ke SDN Ciluncat 1 & 2, RW 5)
Selasa, 8 Agustus 2017 (11.30-12.30)



            Setelah kami bersilaturahim ke SMP dan MA Hidayatul Falah, lalu kami bersilaturahim ke SDN Ciluncat 1 & 2 yang berada di RW 5. Karena di RW 3 hanya ada SMP dan MA nya saja, maka Alhamdulillah cukup jauh juga jarak tempuh untuk menuju ke SDN Ciluncat 1 & 2 ini. Terik matahari yang begitu menyengat, tak kalah juga dengan angin dan juga debu yang sangat membuat kami sedikit terganggu dalam perjalanan menuju ke SDN Ciluncat 1 & 2 ini. Tapi Alhamdulillah karena niat kita untuk bersilaturahim, maka segala kendala yang kami hadapi pun tidak menjadi halangan dan alasan untuk kami untuk tetap bersilaturahim ke SD.
            Setelah kami menelusuri perjalanan yang begitu panas dan cukup jauh, Alhamdulillah kami pun sampai dengan rasa senang. Ketika sampai pintu gerbang sekolah, kami melihat adik-adik yang sedang berlari-lari dengan rasa senangnya karena sejak itu waktu pulang sekolah mereka, yaitu pukul 12.30. kami kira para guru pun sudah pada pulang. Tapi ada beberapa guru yang masih berada di kantor, termasuk juga kepala sekolah. Ada Ibu guru yang cantik sedang bersiap-siap untuk pulang, lalu kami tahan sejenak dan kami langsung saja bertanya “Assalamu’alaikum Ibu, mohon maaf kami mahasiswa-mahasiswi dari UIN SGD Bandung. Kami ingin bersilaturahim kepada Kepala Sekolahnya apakah ada bu?”. “Wa’alaikukussalam. Oh ya. Ada. Mari saya antar ke kantor” (jawab Ibu guru cantik tersebut). Kami punberjalan bersama menuju kantor
            Setelah sampai, kami di sambut dan di persilahkan untuk masuk oleh sebagian guru yang memang belum pulang, juga oleh Kepala Sekolah. Kami pun memulai pembicaraan dengan guru-guru dan juga Kepala Sekolah tersebut. Dan ternyata Kepala Sekolah sepertinya sangat senang dengan maksud dan tujuan kami datang ke SD. Kami pun mempernalkan diri atas nama mahasiswa dan masiswi UIN SGD Bandung dan berlanjut di tanya satu persatu dari kami dari mana saja asal kami. Kami pun menjawab satu persatu.
            Setelah selang beberapa menit, Kepala Sekolah pun bercerita bahwa beliau juga alumni UIN SGD Bandung, yang dahulunya yaitu IAIN (Intitut Agama Islam Negeri). Beliau mempunyai 3 anak. Dan ketiga anaknya juga kuliah di UIN. Anak yang pertama jurusan Psikologi, anak yang kedua di Fakultas Ushuluddin, dan anak yang ketiga jurusan Sosiologi lulusan tahun 2015.
            Beliau bercerita mengenai sejarah SDN Ciluncat ini, bahwa SD ini seharusnya ada 2 bangunan SD 1 dan SD 2. Karena belum ada bantuan dari pemerintah, maka SD 1 dan 2 nya di gabung. Siswa-siswi dari setiap kelas nya ada sekitar 40 siswa ini di gabung SD 1 & 2. Tetapi siswa-siswi sebanyak ini hanya dari kelas 1 sampai dengan kelas 4 saja. Kelas 5 ada 20 siswa dan kelas 6 ada 15 siswa. Begitupun juga dengan guru-gurunya, setiap kelas itu memiliki 2 wali kelas. Untuk operasional pun enggan untuk berkunjung ke SDN Ciluncat ini, karena jarak tempuh yang begitu jauh dari jalan raya dan juga jalan yang masih perlu perbaikan (berlubang), sehingga cukup lama juga untuk pembangunan sekolah ini. Begitu papar Kepala Sekolah.
            Kami disambutnya dengan gembira. Kami pun menyimak dengan baik apa yang telah di ceritakan oleh Kepala Sekolah. Ternyata Kepala Sekolah ini memberikan sedikit siraham rohani (hehe)  dan pesan untuk kami. Bahwa ketika kami lulus nanti da nada yang menjadi pemerintah atau DPR maupun MPR, kami tidak boleh menjadi koruptor. Beliau berpesan  bahwa tidak akan barokah uang hasil dari korupsi. Mending sedikit, cukup tapi berokah. Daripada uang atau kekayaan berlimpah, tapi hasil dari tidak halal. Beliau berkata “daa duit mah saeutik lob age ari teu bisa nyekel na mah seep wae. Matak mun aya artos teh kanggo hal-hal nu bermanfaat. Syukur-syukur di anggo sedekah supados berkah”. Begitu ucapan dan pesan beliau yang selalu terngiang di telinga kami.

Oleh Kelompok: 34













         



Senin, 21 Agustus 2017

“MENGABDI & MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DESA TEGAL SUMEDANG”

“MENGABDI & MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DESA TEGAL SUMEDANG”

“MENGABDI & MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DESA TEGAL SUMEDANG”
Jum’at, 4 Agustus 2017 (Musyawarah/Rembug Warga)


Acara musyawarah Jum’at malam, 4 Agustus 2017 dilaksankan di sekolah Hidayatul Falah. Acara musyawarah atau rembug warga ini di hadiri oleh kelompok 34, 35, 36 mahasiswa-masiswi UIN SGD Bandung, Ketua Yayasan, Karang Tarunan RW 1 sampai dengan RW 6, dan juga oleh Bapak Asep selaku perwakilan dari pihak desa atau dari lembaga pemberdayaan masyarakat Desa Tegal Sumedang.
Acara ini dilaksanakan dengan khidmat, pada pukul 20.00 sampai dengan pukul 22.00. Acara ini di buka oleh MC yaitu dari kelompok 35 (The Icha), dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an serta shalawat dari kelompok 34 (Teh Rifkah), dan tak lupa sambutan-sambutan dari Ketua Koordinator Desa (Kordes), yaitu Kang Ilyas dari kelompok 36. Syukur Alhamdulillah para tamu undangan yang telah kami undang telah menghadiri.
Acara musyawarah atau rembug warga ini diawali oleh penyampaian permasalahan-permasalahan yang berada di Desa Tegal Sumedang oleh beberapa aparat Desa, juga oleh sebagian warga yang telah menghadiri. Termasuk juga oleh ketua MUI, dan Kepala Sekolah SMP & MA Hidayatul Falah. Acara ini di moderator oleh Kang Saeful Bahri atau biasa dikenal dengan sebuatan ‘Kang SB’ dari kelompok 34.
Permasalahan yang berada di Desa Tegal Sumedang ini telah di kemukakan oleh Bapak Asep selaku perwakilan dari pihak Desa Beliau telah memaparkan beberapa permasalahannya yaitu:
1.      Potensi
-          Kehidupannya adalah pertanian. Kurang lebih 350 hektar, 90% petani adalah sebagai penggarap, mayoritas hak atas tanah adalah milik Negara lain.
-          Sedang di landa musim kemarau yang akhirnya kekurangan air untuk perairan pada tanaman padi
-          Kurangnya modal untuk para petani, terutama masalah air
2.      Ekonomi
-          Serabutan. Tidak modal untuk berjualan sayuran
3.      Kesehatan
-          Sudah adanya program BPJS dari pemerintah. Tetapi masyarakat tidak mau bersabar untuk berproses (ingin yang instant)
-          Tidak adanya pencegahan kesehatan
4.      Pembangunan
-          Jalanan masih banyak yang berlubang
-          Adanya program pelatihan membuat pakan ternak untuk masyarakat desa sendiri
5.      Pemuda
-          Kebanyakan para pemuda hanya menongkrong-nongkrong saja, ini karena minimnya pendidikan
-          Sulit untuk mengubah pola pikir para pemuda dan juga masyarakat

Permasalahan lainnya yaitu, terkadang pihak pemerintahan sendiri melarang anak-anak keluar sekolah yang hanya bekerja di pabrik, untuk merintis hak ekonomi pun belum ada pelayanan yang maksimal, keinginan untuk adanya Bank di daerah Desa Tegal Sumedang,
Harapan dari Ketua Yayasan yaitu ingin di adakan Training Motivasi untuk para pelajar, ingin adanya penyuluhan sampah, ingin adanya penyuluhan mengenai permasalahan bekerja pada wanita dan laki-laki. Adapun keluhan dari RW 1 dan RW 2 yaitu bahwa tidak adanya bantuan dari pemerintah, dari Karang Taruna RW 1 sampai dengan RW 6 ingin di adakan penyuluhan mengenai pergaulan yang baik untuk anak-anak,
Setelah beberapa keluhan dan permasalahan yang telah di ungkap oleh beberapa tokoh masyarakat, maka moderator membuka sesi pertanyaan, terbuka untuk umum. Diantara pertanyaan nya yaitu:
1.      Apa yang menjadi akar permasalahan dari pola pikir masyarakat? Dan bagaimana cara menanggulanginya?
Jabwab:
Yang menjadi akar permasalahan dari pola pikir masyarakat adalah krisisnya akhlak karena pergaulan bebas, kenakalan remaja di seluruh kalangan, termasuk anak-anak dan orang tua, juga para pemudanya. Cara menanggulanginya yaitu salah satunya dengan cara adanya penyuluhan-penyuluhan dan memanggil para orang tua murid/anak untuk bersama-sama mendidik anak tersebut.
2.      Apa saja masalah sosialnya?
Jawab:
a.     Adanya peraturan yang demokrasi. Contoh adanya pemilihan Kades dengan cara demokrasi, sehingga kandidat calon yang kalah tidak ingin bekerja sama lagi atau bergotong royong
b.      Adanya bantuan pemerintah tapi belum berhasil
Ini disebakan karena anak-anak melihat sendiri kelakuan orang tuanya, dan juga kualitas pemikiran yang masih minim
3.      Apa permasaahan pada pendidikan?
Jawab:
           Setelah keluar SD, anak-anak tidak mau belajar agama dan mengaji

            Lalu maalah utama yang telah di ungkap oleh Kepala Sekolah MA (Pak Jajang) adalah masalah generasi (pendidikan), karena adanya pergaulan bebas, tatakrama yang kurang baik, penyebabnya yaitu:
1.      Orang tua yang takut anak-anaknya. Banyak mengikuti kemauan anak
2.      Tidak adanya kepahaman orang tua akan pergaulan anak-anaknya. Ini perlu adanya didikan yang tegas kepada anak-anak
3.      Perkembangan gadget yang begitu pesat dan semakin canggih, sehingga anak tidak ingin belajar. Apalagi belajar ilmu agama atau mengaji
4.      Pendidikan agama yang ‘mungkin’ menurut mereka sangat ‘monoton’


Oleh: Kelompok 34



MENGUNGGAH RASA SYUKUR ATAS TERWUJUDNYA CITA-CITA BANGSA INDONESIA DAN REVITALISASI PEMUDA KARANG TARUNA RW 05


Teringat dalam sebuah Mahfudzot bahwasanya pemuda hari ini adalah pemimpin hari esok. Hal tersebut menjadi landasan para pemuda sebagai agent perubahan  anak-anak bangsa oleh karena itu pemuda memiliki peranan yang sangat penting untuk mengarahkan anggota rakyatnya kearah yang lebih baik juga menjadi tauladan yang berahklak, loyalitas dan berkarya tanpa batas
Bertepatan dengan lahirnya kebebasan Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945 yang ke 72 Karang Taruna RW 05 mengadakan sebuah acara perlombaan dimulai dari balap makan kerupuk, balap karung, mengambil uang dari buah papaya dsb. Hal demikian tiada lain  bertujuan sebagai ajang tasyakur binikmat atas berkat rahmat Allah sebagai penolong bangsa kita dan para pahlawan sebagai proklamir yang memperjuangkan dalam meraih kemerdekaan. Selanjutnya untuk lebih  mempererat tali silaturahmi antar warga setempat. dimana persatuan merupakan tiang penyanggah daya suatu Negara karena kemajuan dan kehancuran suatu Negara ditentukan oleh persatuan dan kesatuan bangsanya “ al ittihadu asasunnajah “ persatuan adalah kunci kesuksesan.
DIRGAHAYU INDONESIAKU….SEMANGAT 45 SEMOGA MENJADI NEGARA YANG SLALU SEJAHTERA AMAN SENTOSA
Oleh : Kelompok 34


Berbincang- bincang dengan Bapak Holiludin
03 Agustus 2017
 oleh Kelompok 34 Tegal Sumedang

            Pada hari ke-2 kami sebagai pesrta KKN ( Kuliah Kerja Nyata ) di Desa Tegal Sumedang, kami mencoba mendatangi tokoh masyarakat dimulai dengan mewawancarai salah satu tokoh masyarakat yang menjabat sebagai ketua RW yaitu Bapak Holiludin. Alhamdulilah saat kedatangan kami disambut dengan penuh keramahan oleh beliau. Beliau lahir di Bandung, Tanggal 04 Mei 1949, Riwayat Pendidikan beliau sampai SD dan mata pencaharian beliau sehari hari sebagai buruh tani dan perkebunan.
            Beliau mempunyai prestasi yang sangat bagus dibuktikan dengan jabatan beliau dari mulai tahun 1986 sampai sekarang. Beliau berkata kepada kami ” kapungkur mah bapak the kantos ngaraos cape kukituna bapak the milarian anu sanes anu kersa ngagentosan jabatan ieu. Aya panginten sataun mah manawi anjeuna ngaraos cape sareng saurna alim ngajabat deui. Teu lami pak lurah nunjuk deui bapak kangge janten RW tetep di kampong ciluncat ieu.”
            Kemudian kami bertanya mengenai visi misi beliau sebagai ketua RW yaitu:
1.      Visi :
a.       Pengajian rutin laki-laki yang dilaksanakan pada setiap hari Rabu setelah ashar
b.      Pengajian ibu-ibu yang dilaksanakan pada setiap hari senin setelah dzuhur
c.       Pengajian bulanan tingkat Desa yang dilaksanakan pada minggu ke-4
d.      Pengajian anak-anak setiap hari di pesantren
e.       Infak tahunan untuk kematian di saat musim panen setahun sekali
f.       Membantu menerima zakat mal/ zakat fitrah kemudian mengelola kurban
2.      Misi :
a.       Memiliki masyarakat yang beriman dan bertakwa
b.      Memiliki generasi yang jujur, amanah, mengabdi kepada pemerintah
Beliaupun menceritakan problematika yang ada di masyarakat ini dan bagaimana beliau mengatasi hal tersebut contohnya:
1)      Ada warga masyarakat yang memiliki moral kurang baik seperti mabuk-mabukan beliau mencoba untuk menyelesaikannya dengan menasehatinya secara langsung terhadap pelakunya.
2)      Ada juga warga masyarakat yang suka mencuri seperti ayam dan bebek. Beliaupun turun tangan untuk menasehati pelaku tersebut dan memerinthkan untuk mengganti rugi dengan harga yang setimpal, serta melakukan perjanjian agar tidak melakukan lagi
3)      Sulit untuk membina pemuda untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat
Adapun hal yang sudah dicapai oleh masyarakat dari bantuan pemerintah seperti Membuat MCK pada Tahun 2008, merenovasi jalan dll.


Mengenal Masyarakat dengan Bersilaturahmi

04 Agustus 2017

Oleh Kelompok 34 Tegal Sumedang


Setelah kami mendatangi pak RW, kita melanjutkan perjalanan ke rumah pak RT 02 yang bernama Cecep Syamsudin. Untuk menuju rumah pak RT perjalannya cukup jauh kami melewati sawah kering, angin spoi-spoi dan cuaca yang panas. Akhirnya kamipun sampai kerumah pak RT disana kami disambut hangat oleh beliau. Beliau menjabat sebagai RT dari Tahun 2015 yang ditunjuk oleh saudaranya . Beliau bercerita mengenai keadaan masyarakat yang berada dilingkungannya. Pertama, menurutnya bahwa kebanyakan pemuda pemudinya lulusan SMP dan profesi sehari hari mereka ada yang sebagai buruh Tani, Pembangunan, karyawan dsb. Kedua, keadaan sawah disana sangat kekeringan sehingga membutuhkan air. Terpaksa masyarakat yang menggarap sawah harus membeli air yang disalurkan dari ci Tarik pada setiap panen dan harganya cukup mahal yaitu 1 tumbak per petak. Hal ini menjadi sebuah beban masyarakat karena sawah yang mereka garap bukan milik mereka sendiri melainkan miliki orang luar.

Kebetulan istri pak RT seorang ibu PKK beliau bercerita tentang program kegiatannya diantaranya ada penimbangan setiap bulan di posyandu, kursus menjahit dan kursus tata rias. Tak disangka ternyata beliau mempunyai prestasi yang sangat membanggakan Desa Tegal Sumedang beliau dan kawan – kawannya berhasil meraih juara 1 Qasidah di Indosiar.

Curahan Seorang Tokoh Masyarakat
04 Agustus 2017
Oleh Kelompok 34 Tegal Sumedang

Setelah mendatangi ketua RT 02, kami pun pergi ke Bapak Asep Taryana beliau adalah seorang tokoh masyarakat di kampung Bugeul. Beliau menjabat menjadi RT 01 di RW 05, yang telah menjalani tugasnya selama 2 tahun, beliau ditunjuk langsung oleh warga untuk menjadi seorang RT. Beliau menceritakan kepada kami bagaimana keadaan masyarakat disekitarnya, beliau pun berkata “Didieu mah Karang Taruna teh tos teu aktif, kusabab pemuda pemudina oge, tos narikah sareung aya oge anu darameul di pabrik, janteun teu aya nu janteun pangurus kangge 17 Agustusan teh. Teras kangge dana oge kirang, masyarakat teh teu aya nyumbang kangge acara 17 Agustusan teh, didieu mah masyarakatnya kirang kasadaran kangge 17 Agustusan teh. Janteun atos 2 tahun mah setiap Agustusan teh teu aya hiburan wae didieu mah.”
Begitulah ujaran seorang tokoh masyarakat yang melihat bagaimana situasi di lingkungan masyarakatnya. Kami pun menyimak semua yang beliau ujarkan, dan mencoba menyimpulkan bagaimana keadaan masyarakat yang berada di RT 01, yaitu:
Pertama,  pemuda-pemudi rata-rata sudah menikah, mereka mempunyai kesibukan sendiri sehingga sulit untuk berkumpul dan membicarakan hal-hal kegiatan yang menyangkut tentang masyarakat, seperti apa yang dilakukan Karang Taruna di masyarakat yang lainnya, contohnya mengadakan kegiatan 17 Agustus. Dikarenakan kesibukan mengurus keluarga dan ada juga yang bekerja di pabrik, yang pastinya akan memiliki waktu sedikit. Itulah sebabnya Karang Taruna di RT 01 sudah tidak aktif lagi.
Kedua, kurangnya kesadaran masyarakat tentang partisipasinya dalam mengadakan kegiatan 17 Agustus, tidak ada antusias warga untuk merayakan bersama-sama, dan tidak ada pula sumbangan warga untuk memfasilitasi kegiatan 17 Agustus. Akibatnya sudah 2 tahun masyarakat RT 01 tidak bisa merayakan kegiatan 17 Agustus.
Ketiga, masyarakatnya kurang kesadaran dalam hal kerja bakti, mereka bisa melaksanakan kegiatan kerja bakti jika ada upahnya, itu akan membingunkan ketua RT. Kerja bakti seharusnya dilakukan bersama-sama tanpa mengharapkan imbalan, karena semua itu untuk kebaikan mereka sendiri.

AYO !
LINDUNGI DIRI KITA DARI BAHAYA PENYAKIT CAMPAK & RUBELLA J
Kamis, 10 Agustus 2017


          Setelah membantu dan mengamati Posyandu yang ada di RW 3, kami pun membantu dan mengamati Imunisasi di SDN Ciluncat 1 & 2 yang berada di RW 5. Pada saat kami ke lokasi, adik-adik sedang asyik bermain yang memang sedang waktunya jam istirahat dan nampaknya mereka pun sudah mengetahui bahwa di sekolahnya akan di adakan Imunisasi ini.  Tetapi mereka acuh saja dan nampaknya mereka tidak takut bahwa mereka akan di ‘suntik’. Salah satu dari kami bertanya kepada mereka “Dik, katanya hari ini akan ada Imunisasi (di suntik) ya ? Adik-adik ini kayaknya pada jago-jago ya…. Tidak takut di suntik” (kami sambil memberikan semangat kepada mereka agar mereka tetap berada di sekolah dan dijauhkan rasa takutnya). Ini pun menjadi harapan kami untuk mereka. Karena sangat pentinya Imunisasi ini. Respon adik-adik hanya tersipu malu saja.
            Setelah kami berbincang-bincang dengan adik-adik, kami pun melanjutkan silaturahmi ke kantor menemui guru-guru di sana. Ibu dan bapak guru pun ternyata sudah menyiapkan jamuan untuk dokter di meja kantornya. Sambil tersenyum Kepala Sekolah pun menyambut kami dengan senang hati “Mangga Ujang nu karasep sareng Neng nu gareulis karalebet, manga calik. Tuh Bapak tos nyiapkeun nyaaa sa ayana wae nya. Hapunten sadayana Bapak teu tiasa masihan jamuan nu lebih”. Kami pun merespon baik juga “Muhun-muhun teu sawios Bapak….. dan urang sadaya kadieu ge bade silaturahmi sareng harapan mah hoyong berbagi ilmu tea ka murangkalih sadaya di SDN Ciluncat ieu”.
            Setelah kami berbincang dengan guru-guru di kantor, akhirnya kami pun memminta kepada guru-guru untuk keluar kembali dan memberikan semangat kepada adik-adik.


            Imunisasi Campak dan Rubella di SDN Ciluncat 1 & 2 ini dilaksanakan secara bergantian, maksudnya yaitu bergantian setiap kelasnya. Mulai dari kelas 1 terlebih dahulu, kelas 2, kelas 3, dan seterusnya. Imunisasi ini juga dilaksanakan di ruang kelas 1 & 2.
            Penyakit Campak & Rubella ini berhahaya dan menular. Maka imunisasi MR ini sangat dianjurkan bahkan di haruskan bagi adik-adik yang berusia kurang dari 15 tahun. Dan dilaksanakan di sekolah-sekolah pada bulan Agustus. Imunisasi MR ini melindungi kita dari penularan penyakit Campak & Rubella.
            Adapun penyakit Campak atau bahasa latinnya yaitu Measles ini menyebabkan:
  1. RadangParu-Paru (Pneumonia)
  2. Radang Otak (Ensefalitis)
  3. Kebutaan
  4. Diare dan Gizi buruk
Dan penyakit Rubella menyebabkan:
  1. Kelainan Jantung
  2. Kelainan Mata (Katarak Kongenital)
  3. Tuli
  4. Keterlambatan Perkembangan, dan
  5. Kerusakan Jaringan Otak
Meskipun adik-adik sudah pernah diimuniasi Campak atau terkena Campak sebelumnya, adik-adik tetap harus mendapatkan Imunisasi MR agar mendapatkan kekebalan terhadap Rubella.

 Oleh Kelompok: 34